Minggu, 03 April 2011

Kebangkitan Tiga Peradaban Besar

Ahad, 3 April 2011 (Unpublished)

Oleh Erik Purnama Putra

Sejarah pernah mencatat jatuhnya beberapa peradaban besar di masa lalu. Namun, sejarah juga mencatat terdapat tiga peradaban besar yang mampu bangkit lagi setelah mengalami keterpurukan. Lainnya, tak meninggalkan jejak warisan, kecuali puing-puing bangunan.

Tiga kebangkitan besar itu adalah peradaban Islam pada zaman khalifah Harun Al Rasyid yang berpusat di Baghdad, Irak, kebangkitan Barat yang ditandai berlalunya masa kegelapan atau Renaissance, dan capaian luar biasa bangsa Jepang dari negara tradisional agraris mampu sejajar dengan negara Barat setelah momen Restorasi Meiji.

Buku Imperium III mengulas bukti bahwa manusia mampu belajar dengan kehebatan yang luar biasa. Mulai dari kemegahan dan hancurnya peradaban Romawi kuno pada tahun 476, gemilangnya peradaban Islam klasik Abbasiyah dan Andalusia abad ke-7 sampai 13, munculnya Renaissance Eropa, hingga keajaiban bangsa Jepang pasca Restorasi Meiji tahun 1868.

Bukan hanya itu, pembaca juga akan mendapatkan informasi seputar kebangkitan besar negara superpower Amerika Serikat (AS), lahirnya Inggris Raya menjadi negara berkekuatan militer terbesar di dunia sebelum digantikan AS, hingga potensi Cina dan India yang berpeluang menjadi negara adidaya pada dewasa ini. Yang semua kesuksesan luar biasa itu bisa dijadikan pelajaran berharga bagi bangsa ini jika ingin menjadi negara besar.

Dari buku ini kita bisa menyimpulkan lahirnya peradaban besar bukan ditandai dengan kuatnya militer dan banyaknya orang kaya dalam suatu negara. Melainkan tersedianya buku yang dapat diakses seluruh masyarakat hingga melahirkan ilmuwan besar yang mampu menghasilkan berbagai mahakarya dan temuan-temuan baru. Yang itu berkolerasi dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat dengan ditandai munculnya peradaban besar.

Kegemilangan Islam
Peradaban Islam yang lahir di era Raja Harun Al Rasyid (763-809), misalnya. Peradaban yang bermula dari ajaran Nabi Muhammad SWA tersebut lahir karena kebijakan raja yang sangat concern dengan pendidikan membuat masyarakat menjadi kaum intelektual. Kondisi itu melahirkan banyak ilmuwan Muslim yang mampu menciptakan berbagai karya di bidang kedokteran, matematika, filsafat, hukum, hingga astronomi dengan cara menelaah dan mengembangkan literatur tokoh Yunani kuno.

Dengan menggabungkan ajaran tokoh-tokoh filsuf Yunani, macam Plato dan Aristoteles, dengan ajaran Islam, lahirlah peradaban super maju di Baghdad hingga dijuluki Negeri 1001 Malam. Belum lagi pencapaian peradaban Islam di Andalusia, Spanyol, yang jejaknya masih dapat dilihat hingga sekarang.

Kegemilangan kemajuan Islam secara perlahan surut pada abad ke-12 pasca penyerangan tentara Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan gedung, khususnya perpustakaan yang menyimpan jutaan judul buku di Baghdad. Sejak saat itu—meski pusat kerajaan Islam pindah ke Turki—peradaban Islam mulai mengalami kemunduran signifikan.

Kebangkitan Eropa
Memasuki abad ke-14 di belahan Eropa terjadi Renaissance yang bermula dari Italia. Setelah Baghdad hancur berbondong-bondong ilmuwan, termasuk dari Eropa mencari tempat baru untuk bisa mengaktualisasikan dirinya. Saat itu, Kota Florence, Italia menjadi tempat yang cocok sebab penguasa setempat sangat mencintai buku dan menghargai para ilmuwan.

Mulailah beberapa penguasa kota di Italia mendorong agar dilakukan terjemahkan berbagai karya filsuf Yunan dan Islam ke dalam bahasa setempat. Tak butuh waktu lama Eropa mulai lepas dari zaman kegelapan yang membelenggunya selama satu milenium sejak runtuhnya Romawi di Roma.

Pasca penemuan mesin cetak, terjadi revolusi buku dan kemajuan menjalar ke seluruh penjuru Eropa. Buku menjadi barang yang mudah didapatkan dan pada tahun 1500-an jumlah buku yang beredar mencapai 9 juta di seluruh Eropa. Tentu saja masyarakat sana menjadi kritis dan cerdas sehingga berbagai temuan teknologi baru segera bermunculan.

Setelah keadaan di Eropa mulai tidak kondusif dengan banyaknya perang yang berkecamuk banyak ilmuwan lari mencari wilayah baru ke AS. Tak perlu waktu lama, AS menikmati keuntungan itu dan menjadi negara terkuat di dunia setelah mengalahkan penjajahan Inggris. Sejak saat itu berbagai temuan baru yang lahir dari kreasi ilmuwan AS mendorong negara itu menjadi negara paling maju dan sejahtera dengan kekuatan militer terbesar di dunia, menggeser Inggris.

Keajaiban Jepang
Di sela waktu itu, Jepang yang sebelumnya melakukan isolasi diri dengan dunia luar juga menunjukkan pencapaian gemilang. Dalam kurun waktu 30 tahun sejak lahirnya Restorasi Meiji tahun 1868, Jepang yang penduduknya sangat tradisional dan tidak mengenal teknologi mampu mengubah negaranya menjadi negara maju yang sejajar dengan kekuatan barat.

Kunci kemajuan Jepang terletak pada kebijakan pemimpinnya yang mengharuskan rakyatnya untuk belajar ilmu pengetahuan terkini sembari mengadopsi kemampuan negara Barat dalam menciptakan teknologi handal. Masyarakat banyak melahap buku buku inspiratif karya ilmuwan besar yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

Berbarengan dengan itu nasionalisme rakyat yang terus meningkat dengan diiringi kekuatan militer yang canggih membuat Belanda, Inggris, Prancis, dan Rusia, yang sebelumnya ingin menguasai Jepang dibuat bergidik. Jepang dalam tempo singkat malah bisa dikatakan melampaui kekuatan militer negara Barat tersebut.

Rahasia kemajuan cepat Jepang itu adalah prinsip belajar dari siapapun, terutama dari musuh. Seketika keajaiban itu datang, hampir semua teknologi Barat mampu diciptakan orang Jepang. Bahkan, Jepang percaya diri dan mampu mengalahkan tentara Rusia, yang saat itu menjadi salah satu negara terkuat di dunia.

Khusus untuk Jepang perlu mendapat acungan dua jempol. Setelah porak-poranda akibat di bom atom oleh AS saat Perang Dunia ke-2 pada 1945, Jepang bukannya terpuruk. Mereka kembali bangkit menata negerinya hingga sekarang menjadi negara industri maju. Jika pada 1945 kondisi Jepang berantakan dan lebih parah dari Indonesia, saat ini Jepang jauh meninggalkan Indonesia dan banyak negara Barat.

Buku ini menyuntikkan motivasi bagi generasi muda, pelajar, pengusaha, negarawan, untuk meninggalkan keterbelakangan mdan mengejar keterpurukan agar bangsa Indonesia bisa bangkit dan menjadi negara besar dengan peradaban besar pula. Sayangnya, entah mungkin keterbatasan referensi atau alasan lain penulis mengulas sepintas dan tidak mendalam tentang sejarah peradaban bangsa-bangsa besar masa lalu. Dan baru setelah abad ke-20, berbagai kemajuan itu ditulis cukup lengkap.

Judul               : Imperium III (Zaman Kebangkitan Besar)
Penulis             : Eko Laksono
Penerbit           : Hikmah
Edisi                : 2010
Tebal               : xxii + 523 halaman

0 comments: