Kamis, 14 Januari 2010 (Republika)
Oleh Erik Purnama Putra
Keunikan membalut SMA Khadijah Surabaya. Sekolah ini memadukan unsur pembelajaran model pesantren (klasik) dengan sekolah umum (modern). Wakil Kepala Humas SMA Khadijah, Nurmantoko, mengungkapkan, hal itu menjadi pembeda SMA Khadijah dibandingkan SMA lainnya.
Dengan modal keunikan ini, jelas Nurmantoko, siswa SMA Khadijah bisa belajar mata pelajaran yang sama dengan siswa di sekolah lainnya. Di sisi lain, mereka pun memperoleh pelajaran keagamaan yang diberikan setiap hari.
Ini merupakan sebuah nilai tambah selain masuknya SMA Khadijah ke dalam kategori Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Maka itu, di samping wajib mengikuti les Bahasa Inggris setiap Senin dan Kamis, para siswa SMA Khadijah mendapatkan pendidikan agama setiap hari.
Pendidikan agama yang diberikan kepada siswa, ungkap Nurmantoko. tak sekadar teori, tapi juga praktik. "Setiap hari, sebelum belajar para siswa harus berdoa bersama dan membaca Alquran selama 15 menit." ujar Nurmantoko, di Surabaya, belum lama ini.
Dengan kondisi seperti ini. jelas Nurmantoko, siswa SMA Khadijah akan mempunyai keunggulan penguasaan mata pelajaran umum berbasis moral. Kedisiplinan juga mencan ciri penting lain SMA ini, yang pada awal berdirinya pada 1954, bernama Madrasah Muallimat NU.
Ini diwujudkan dengan memasang CCTV di setiap sudut ruangan kelas. Langkah tersebut bertujuan untuk mengontrol aktivitas di dalam kelas dari ruang kepala sekolah. Jadi, jika ada guru yang terlambat atau mangkir, bisa cepat diketahui dan ditindak.
Pemasangan CCTV ini. ungkap Nurmantoko, juga dilakukan agar pihak sekolah mampu mengontrol jalannya sistem pendidikan secara terukur sehingga kualitas sekolah tetap terjadi. Demikian pula, kata dia, dengan prestasi sekolah.
Prestasi demi prestasi memang telah mampu diraih SMA Khadijah. Misalnya, setelah pada 2006, sekolah ini berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), sejak penerimaan siswa baru periode 2009/2010, kemudian menjadi Sekolah Berstandar Internasional.
Nurmantoko yang juga pengajar mata pelajaran sejarah di SMA Khadijah. mengatakan, kepercayaan yang telah diberikan Departemen Pendidikan Nasional dengan memasukkan SMA Khadijah ke dalam SBI, harus terus dijaga. Ini juga merupakan kebanggaan dan tantangan.
Menurut Nurmantoko, jika SMA Khadijah tak mampu menjaga kepercayaan, kualitas, dan prestasi yang telah diraihnya, sekolah ini bisa dikalahkan para pesaingnya. "Ini tak boleh terjadi, apalagi kami juga terus berbenah agar nama kami tetap dikenal di seluruh Indonesia."
Jadi, jelas Nurmantoko. prestasi yang telah diraih SMA Khadijah tak boleh membuat para pengelola sekolah terlena. Apalagi. SMA Khadijah telah memiliki reputasi di tingkat nasional. Sebagai sekolah yang berstatus SBI. SMA Khadijah juga memang sarat fasilitas memadai.
Setiap kelas di sekolah ini dilengkapi dengan LCD dan komputer, dan seluruh area sekolah telah ter-cover internet nirkabel. Selain itu. kualitas tenaga pengajar diupayakan terus terjaga sebab mereka terus mendapatkan pelatihan secara reguler.
Misalnya, jelas Nurmantoko. mereka diikutsertakan dalam kursus bahasa Inggris ataupun pengenalan internet. Tujuannya, agar mereka paham tentang dunia teknologi, dan ilmu pengetahuan mereka pun kian meningkat.
0 comments:
Posting Komentar