Jumat, 17 Desember 2010 (Harian Bhirawa)
Nabi Dawud dikenal sebagai ahli pandai besi. Nabi Sulaiman terkenal sebagai raja dengan kekuasaan luas dan kekayaan melimpah. Nabi Nuh tangkas membangun kapal. Para nabi memiliki keunggulan dan pribadi mulia yang tertanam melalui karakter masing-masing.
Terus, bagaimana dengan Nabi Muhammad? Tentu saja beliau merupakan pebisnis ulung di zamannya, yang selalu meraih keuntungan atas izin Allah di setiap melakukan perdagangan.
Bukan semata karena Muhammad berasal dari suku dan keluarga besar pedagang. Melainkan, karena sejak usia 12 tahun, beliau sudah diperkenalkan pamannya, Abu Thalib, dengan seluk-beluk aktivitas berdagang.
Pada usia 20 tahun, beliau sudah menjalin kerja sama bisnis dengan Khadijah, seorang pengusaha sukses dari suku Quraisy, yang dikemudian hari dua orang itu menikah. Itu setelah Rasulullah berhasil menempa dirinya dengan melakukan perjalanan berdagang ke berbagai penjuru Jazirah Arab.
Bahkan, jejak-jejak entrepreneurship Muhammad tercermin juga dalam langkah dakwahnya semenjak ia diangkat menjadi nabi dan rasul, dengan gelar Al Amin. Lewat penelusuran perjalanan hidup beliau, penulis buku ini mencoba menggali prinsip-prinsip bisnis yang dilakukan Rasulullah yang membawa syiar Islam bagi umat dunia tersebut.
Buku Jejak Bisnis Rasulullah hadir disebabkan penulis ingin memberikan pencerahan sekaligus referensi bagi umat Islam agar jika merintis bisnis harus mengikuti ajaran Muhammad dan mempraktikkannya jika ingin berhasil. Penulis buku paling bersejarah bagi dunia bisnis di Negeri Jiran ini adalah dua akademisi, Profesor Emiritus Muhammad Sulaiman dan Aizuddin Zakaria.
Buku ini memuat 40 strategi berdagang dengan cara Islam, yang mengutamakan kejujuran dan keadilan bagi penjual maupun pembeli. Terdapat tiga sumber yang jadi rujukan penulis untuk menggambarkan strategi Rasulullah dalam berdagang, yaitu Alquran, Alhadist (gambaran karakter Muhammad yang sempurna, ucapan, tindakan, dan ketetapan), serta sirah alias jejak-jejak langkah beliau, terutama strategi dakwah yang sangat mengesankan dan taktik jitu peperangan di medan fisabilillah.
Untuk menguji keampuhan jalan bisnis yang ditempuh nabi akhir zaman ini, penulis mencoba keandalan 40 strategi itu dengan memadukan pandangan kontemporer pebisnis dari Barat dan Timur.
Pasalnya, era modern pasca Perang Dunia II, yang membuat tatanan dunia berubah, memunculkan kesadaran baru di masyarakat dalam kehidupan berbangsa untuk memodifikasi ilmu militer dan seni perang dalam aktivitas berdagang.
Langkah itu ditempuh sebab berdaulatnya sebuah negara adalah jika rakyatnya mandiri dan sejahtera. Untuk mewujudkan itu hanya memiliki satu cara, mengobarkan rakyat dalam suatu negara untuk gemar berdagang.
Selain seni perang dari Cina yang dilahirkan Tsun Zu, kita bisa belajar kepada Rasulullah. Karena banyak teladan dan strategi ampuh yang dijadikan jalan hidup bagi, yang patut dicermati umatnya jika ingin meraih kesejahteraan hidup di dunia.
Mengingat, beliau berujar bahwa 90 persen kekayaan di dunia berada dalam bidang perdagangan. Sehingga, Rasulullah memberikan contoh paling baik melalui penyaluran positif hasrat manusia yang gemar mengumpulkan harta dengan jalan muamalat alias perniagaan.
Melalui buku ini, penulis menyebut bahwa pedagang yang ingin sukses harus memiliki empat sifat yang terdapat dalam diri Rasulullah. Shidiq alias jujur, sifat yang jika diterapkan akan membuahkan kepercayaan diri dan keberanian untuk menghadapi segala bentuk ujian.
Amanah alias dapat dipercaya, sifat mendorong seseorang agar bertanggung jawab terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan. Yang berdampak pada meningkatnya kualitas hubungan sosial.
Tabliq alias komunikatif, calon pedagang sukses wajib menjadi marketing handal, juga menjadi pembicara unggul supaya mampu menawarkan barang dagangannya agar laku.
Fathonah alias cerdik, pebisnis sukses mampu melihat kompetisi dari sudut pandang lain. Dari situ, muncul kreativitas, ide, pengetahuan, dan wawasan baru untuk mendekati konsumen yang memanfaatkan jasa maupun produk yang ditawarkan. Jika pelayanan yang diberikan prima maka akan memunculkan rasa percaya (trust), yang merupakan modal utama mencapai keberhasilan.
Selain itu Rasulullah juga memiliki pemikiran yang melampaui zaman dengan melakukan rebranding, seperti mengubah daerah Yatsrib menjadi Madinah. Tujuannya agar menciptakan sesuatu yang khas agar pedagang dari daerah lain merasa senang dan nyaman bekerja sama dengan beliau.
Strategi Rasulullah lainnya adalah melakukan pemasaran holistik dengan membagi empat pasukan dalam peristiwa Fathu Makkah. Terakhir, visioner, beliau menyetujui Perjanjian Hudaibiyah yang merugikan saat perjanjian itu ditandatangani, tetapi menguntugkan di masa akan datang.
Dampak yang dicontohkan beliau luar biasa dan produknya masih bisa kita lihat sekarang. Yakni, Islam menjadi agama yang dipeluk lebih 1,5 miliar manusia, yang bermula dari strategi keteladanan dan kepercayaan yang dicontohkan beliau dalam syiarnya, yang di antaranya melalu berdagang. Pelajaran berharga dari buku ini adalah ajaran Islam bisa diamalkan untuk meraih kesuksesan dalam segala bidang, khususnya berdagang.
Judul : Jejak Bisnis Rasul
Penulis : Muhammad Sulaiman dan Aizuddinur Zakaria
Penerbit : Hikmah
Edisi : Agustus 2010
Tebal : xxii + 399 halaman
Peresensi adalah Erik Purnama Putra, peminat buku inspirasi (erikpurnamaputra@yahoo.co.id)
0 comments:
Posting Komentar