Selasa, 28 September 2010

Memberi

Selasa, 28 September 2010

Oleh Erik Purnama Putra

Ada sebuah kisah menarik di seputar kita yang perlu dikritisi bersama. Adalah fenomena semakin banyaknya orang kaya yang hartanya terus bertambah, dan nasib orang miskin yang tak kunjung berubah.

Namun, jika kita menanyakan kepada masyarakat tentang fenomena itu, kadang jawaban yang muncul lebih sering tentang mudahnya masyarakat menyalahkan pemerintah atas kondisi itu. Mereka tak mau melihat faktor ke dalam diri sendiri.

Maksudnya, kita tak pernah melihat secara mendalam faktor yang membuat orang kaya bisa terus kaya, dan orang miskin tetap berada dalam lingkaran kemiskinan absolut.

Di luar teori ekonomi, ada jalan yang bisa dijadikan jawaban untuk menilai fenomena itu. Perbedaan mendasar yang dapat dengan mudah dilihat antara orang kaya dengan miskin adalah sifat suka memberi.

Memang faktor itu tak mutlak, namun setidaknya dapat dengan mudah dijumpai. Karena tak jarang kita melihat orang kaya membagi-bagikan sedekah dan zakat kepada orang lain yang tak beruntung. Mereka terus melakukan itu, meski tak jarang orang lain menilai hal itu ada unsur pamer.

Namun, yang pasti mereka melaksanakan perintah Allas SWT yang menyerukan umatnya untuk gemar memberi. Sedangkan, orang miskin memiliki pola lebih banyak menerima. Bahkan, tak jarang mereka tidak pernah berbagi kepada sesama dan terus-menerus mengharap kebaikan hati orang lain. Akibatnya, orang tersebut roda kehidupannya selalu di bawah dan tak ada perubahan nasib

Padahal Islam selalu mengajarkan umatnya agar gemar memberi kepada sesama. Mengingat Allah SWT menjanjikan bahwa setiap amalan yang diperbuat manusia akan diganjar dengan nilai yang berlipat-lipat jumlahnya dibanding yang dikeluarkan.

Rasulullah pernah bersabda, tentang sedekah dan menjaga diri dari meminta. Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi dan yang di bawah adalah yang meminta. (HR Abdullah bin Umar Radhiyallahuanhu).

Berpatokan itu, menjadi jelas jika orang kaya yang gemar memberi akan terus mendapat rejeki sebab setiap sedekah yang dikeluarkannya selalu diganti dengan jumlah lebih banyak. Sedangkan, orang miskin yang hanya menerima pemberian tak akan pernah merasakan kekayaannya bertambah banyak, meski sering mendapat bantuan dari orang lain.

Karena tak ada ceritanya orang yang menerima sedekah nasibnya akan lebih baik dibanding yang memberi. Contoh ekstremnya adalah pernahkah kita melihat orang yang meminta-minta di jalanan keadaan ekonominya akan meningkat meski pendapatannya lebih tinggi dibanding yang kita dapatkan dalam waktu yang sama.

Jawabannya sangat pasti, tidak. Mengingat meski yang bersangkutan memiliki pendapatan lebih banyak, namun karena mentalnya hanya sebagai penerima bukan pemberi maka kondisinya akan tetap sama seperti itu. Maka itu, tak diragukan lagi betapa dahsyatnya kekuatan sebuah pemberian.

0 comments: