Sabtu, 12 Juni 2010

Mencetak Superkids dengan MegaSkill

Kamis, 10 Juni 2010 (Republika Jawa Timur) 

Semua orang tua mengharapkan anak mereka menjadi superkids. Karena itu, tak sedikit orang tua yang mengutamakan kecerdasan intelektual dalam mendidik anaknya. Tetapi jangan lupa, kesuksesan masa depan anak tak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, melainkan juga kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional.

Selain memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi, si kecil diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif, disiplin, peduli terhadap sesama, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Gabungan ketiga kecerdasan itu yang bisa menjamin anak bisa sukses sesuai harapan orang tuanya.

Untuk mendidik anak bisa menguasai kecerdasan intelektual, sosial, dan emosional, diperlukan sebuah pembelajaran yang menurut banyak kalangan cukup rumit untuk dijalankan. Nyatanya, hipotesis itu tak sepenuhnya benar. Jawaban atas masalah yang biasanya dihadapi orang tua itu adalah perlunya mereka menerapkan metode MegaSkill dalam mendidik sang buah hatinya agar bisa menjadi superkids dalam artian sebenarnya.

Keadaan itulah yang dicapai MegaSkill. MegaSkill sendiri adalah mesin penggerak batin terdalam manusia untuk terus belajar mengenai lingkungan sekitarnya. Karena hal itu sangat penting dan mutlak dibutuhkan anak kecil untuk membangun kemampuan belajarnya.

Sebuah metode pengasuhan yang selama lebih dari 20 tahun telah terbukti berhasil mengoptimalkan 12 kemampuan dasar si kecil—yang disebut megaskill. Kemampuan itu mencakup kepercayaan diri, motivasi, perjuangan, tanggungjawab, inisiatif, ketekunan, kasih sayang, kerja tim, berpikir logis, penyelesaian masalah, fokus, dan respek.

Uniknya, kemampuan dasar tersebut diajarkan hanya melalui aktivitas sehari-hari yang sederhana dan menyenangkan. Sehingga tak ada alasan bagi orang tua yang sedang mengasuh buah hatinya untuk merasa kesulitan dalam menerapkannya di rumah.

Maka itu, pembaca bisa menerapkannya di rumah sejak dini, saat sang buah hati mulai bisa mengenali lingkungannya hingga masa prasekolah. Karena pada masa emas 1-6 tahun, apa yang dialami si kecil dan diajarkan orang tuanya akan sangat berdampak pada perkembangan kepribadian dan motoriknya kelak.

Dalam buku ini, terdapat 222 aktivitas yang dibagi dalam kelompok usia sesuai dengan tumbuh kembangnya sang buah hati. Yang jika dipraktikkan orang tua dalam mendidik anaknya akan terbukti mampu melipatgandakan kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial sang buah hatinya.

Keunggulan praktik MegaSkill yang simpel membuat metode ini tak jadi masalah meski pembaca adalah orang tua yang supersibuk. Mengingat MegaSkill tak memerlukan waktu dan alat khusus dalam praktiknya, melainkan cukup memerlukan perhatian dari orang tua di sela-sela waktu luangnya untuk dicurahkan kepada buah hati tercinta agar timbul kelekatan di antara keduanya.

Jika hal itu dijalankan secara berkelanjutan dan intensi, serta penuh komitmen, seperti yang dibeberkan dalam penelitian dalam buku ini, orang tua akan mendapati anaknya berkembang menjadi pribadi yang memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi. Tentu saja anak akan lebih giat menjalankan kegiatan positif, seperti mengerjakan pekerjaan rumah. Di sisi lain, kebiasaan buruk menonton televisi akan menurun.

Jadi, kapan lagi jika bukan dari sekarang untuk mempraktikkan metode pengasuhan anak yang terbukti sukses membuat sang buah hati menjadi pribadi super yang lebih berdaya dibanding anak seusianya. Baik, segi motorik maupun sensorik dalam masa tumbuh kembangnya. Maka itu, bekali sang buah hati sejak dini untuk menyongsong masa depan yang gemilang dengan metode MegaSkill. n erik purnama putra

Judul : Metode MegaSkill untuk Usia 1-6 Tahun
Penulis : Dorothy Rich, EdD & Beverly Mattox, MEd
Penerbit : Hikmah
Terbit : Maret 2010

0 comments: