Selasa, 08 Juni 2010

Berbagai Kisah Wartawan Republika


Rabu, 9 Juni 2010 


Jurnalisme bukan sekedar merekonstruksi fakta dan merekam peristiwa. Ia juga membangun visi dan menyampaikan pesan. Media massa bukan pipa penyalur komunikasi semata. Memang, para wartawan harus bisa berjarak dan terikat kode etik, namun wartawan juga manusia.

Buku ini mengungkap layar belakang Harian Umum Republika. Buku ini hadir untuk memperingati perjalanan Republika yang masih eksis di usianya yang menginjak 17 tahun.

Kata Erving Goffman, sosiolog, hidup itu bak dramaturgi, ada front region yang ingin diperlihatkan ke pubik dan ada back region yang ingi disembunyikan ke publik. Yang satu bukan berarti lebih asli dari yang lainnya.

Dengan membaca buku ini, kita bisa mengenal Republika secara lebih utuh. Mengingat buku ini mengungkap perilaku para wartawannya.

Tak melulu berisi berbagai kisah heroik dan kepioniran saat memburu berita, tapi juga perilaku memalukan dan menggelikan saat meliput berita di lapangan. Ada juga yang lucu, tapi yang menegangkan saat menceritakan pengalaman meliput di daerah konflik tak ketinggalan. Ada juga yang remeh-temeh, tapi tak lupa kisah heroik juga turut diangkat.

Semua disajikan dengan bahasa berkisah yang ringan dan mengalir. Ada 37 wartawan dan mantan wartawan Republika yang berbagi 99 kisah pendek terkait perjalan hidupnya sebagai kuli tinta.

Dibagi menjadi lima bagian, buku ini bertutur tentang seluk-beluk Republika dan sepak terjang wartawannya. Bagian pertama mengangkat tema Inilah Republika. Dari 24 tulisan, semuanya tak jauh mengulas tentang identitas Republika dan perilaku para wartawannya di dalamnya, yang belum terungkap ke publik.

Pada bagian kedua bertemakan Dalam Bayangan Ketegangan. Menjadi jelas jika yang dikupas dalam 23 tulisan semuanya menceritakan pengalaman mendebarkan saat berada di wilayah konflik, baik peperangan maupun kepentingan antar-orang. Bahkan, ada cerita wartawan yang sampai mendapatkan ancaman dibunuh akibat memberitakan kasus korupsi dan judi.

Bagian tengah, diangkat tema Suatu Ketika. Disini, 30 kisah wartawan lebih banyak menceritakan pengalaman seru saat sedang meliput berita, yang menjadi kisah spesial. Bisa dikatakan, pengalaman yang didapatkan para wartawan itu tak akan dialami orang lain. Misal, speechless saat bertemu Bill Clinton hingga dengan selembar kertas bisa meliput ke Eropa.

Sedangkan, bagian keempat mengupas tema Ada-ada Saja. Pada bagian ini, 16 tulisan bertutur kisah wartawan yang mendapatkan pengalaman lucu nan menggelikan. Mulai kisah nekat harus menerobos jalur tol saat naik sepeda motor akibat tak ingin kehilangan berita hingga pengalaman konyol saat liputan di London sebab tak bisa berbahasa Inggris dengan lancar.

Pada bagian terakhir, yang terdiri empat tulisan mengangkat tema Amplop, Jale, 86, dan Mentahan. Pasti semua pada tahu bahwa yang dibahas tak jauh dari kata duit. Tepat sekali sebab kisahnya bertutur pada kisah kocak wartawan Republika terhadap masalah godaan bernama amplop, yang sudah menjadi rahasia umum di kalangan jurnalis.

Seperti kata Goffan, ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain, dia berusaha memberi kesan pada orang itu sehingga bisa mengubah atau memantapkan situasi, penampilan, dan perilakunya.

Buku ini diharapkan dapat masuk pada kedalaman makna hubungan Republika dengan publik, selaku pembaca koran bernafaskan nuansa Islami tersebut. Karena isi buku ini dijamin bakal menginspirasi pembaca sebab pengalaman yang didapat wartawan sungguh luar biasa yang tak bisa didapatkan di profesi lain. n erik purnama putra

Judul                : Cerita di Balik Berita (99 Kisah Wartawan Republika)
Editor               : Nasihin Masha
Penerbit           : Republika 
Terbit               : Maret 2010

0 comments: