SEJARAH mencatat bahwa penemu benua Benua Amerika (the new world) adalah Christophorus Columbus pada 21 Oktober 1492. Karena itu orang Spanyol bangga dengan Columbus sebab petualangannya membawa misi Kerajaan Spanyol. Sementara, orang Italia tak mau kalah menyebut Columbus sebagai penjelajah ulung sebab merupakan pelaut kelahiran Genoa. Namun kenyatannya, sekitar 700 tahun sebelumnya atau pada abad 8, ternyata pelaut muslim dari Afrika telah menemukan benua Amerika.
Buku Columbus Menemukan Jejak Islam sangat kontroversial sebab menyebut bahwa jejak pelayaran yang dilakukan bangsa barat melalui Columbus ternyata merupakan sebuah penjelajahan laut biasa, yang tak menemukan jejak peradaban baru. Yang terjadi selanjutnya adalah pembelokan sejarah yang telah dilakukan bangsa Eropa dengan menyebut bahwa pelayaran dari kaumnya yang sukses mengarungi samudra hingga sampai ke tanah Amerika.
Memang semua sejarah yang ditulis terkait erat dengan hegemoni peradaban sebuah bangsa, di mana ketika Columbus melakukan ekspedisi ke Amerika, dunia Eropa sedang mengalami kemajuan dan bangkit dari era kegelapan. Sementara, peradaban Islam yang pernah menjadi pusat dunia mulai menurun pengaruhnya. Sehingga secara tak langsung memberikan pengaruh kekuatan Eropa untuk melakukan berbagai propaganda bahwa kaumnya telah mengklaim menemukan daratan baru yang dianggap daratan India.
Kekagetan Columbus
Pelayaran pertama Columbus dalam usahanya mencari daratan India mengarungi samudra dengan armada kapal Santa Maria, Pinta, dan Nina. Dalam perjalanan para awak kapal diliputi perasaan cemas tak menentu karena tak menemukan daratan sama sekali setelah berlayar lebih 2 bulan (3 Agustus – 12 Oktober 1492), hingga akhirnya tibalah rombongan ke pantai daratan pulau yang baru ditemukannya.
Di sini letak akar permasalahannya. Sejak awal pertama menginjakkan pulau, Columbus berkeyakinan telah sampai di India, sehingga kalau ketemu penduduk asli akan diberi nama ’Indian’. Hal itu terjadi karena rombongan yang dipimpin Columbus tak mempunyai teknik ilmu pengetahuan pelayaran dan penguasaan medan lautan yang mumpuni hingga akhirnya setelah merasa bertemu penduduk Amerika yang disangka bangsa Indian, para pelaut kerajaan Spanyol itu mengklaim menemukan benua baru. Padahal seharusnya jika ingin ke tanah yang dihuni bangsa India, pelayaran dilakukan ke arah selatan, bukannya ke barat seperti yang dilakukannya.
Di luar ekspektasi Columbus yang menilai penghuni daratan India adalah suku liar tak beradab. Tetapi, ternyata dia dibuat terkaget-kaget ketika melihat peradaban penduduk sudah tinggi. Hal itu dibuktikan saat rombongan diterima dengan ramah dan penuh persahabatan dari penduduk asli Indian dari suku Lucayan, dan Taino atau Tarawak.
Apa yang dilihatnya mengingatkan Columbus pada penduduk asli pantai Afrika Utara dan kemudian berpapasan dengan pelaut di area Laut Tengah yang notabene muslim, yang mempunyai tradisi menghormati orang asing dengan menganggapnya tamu. Kekagetan tak berhenti sampai di situ, Columbus penasaran dengan banyaknya goresan seperti luka sayatan yang melekat pada tubuh orang Indian. Dan didapatkan jawaban bahwa itu akibat mereka berperang dengan orang asing yang ingin merebut pulau kecil di sekitar daratan, yang sekarang diidentifikasi sebagai Kepulauan Bahama, terletak tak jauh di sebelah Timur Amerika Serikat.
Tak puas, Columbus meneruskan pelayaran ke arah selatan bermaksud menemukan daratan lebih besar. Tak sampai 2 minggu, rombongan berhasil menemukan sebuah pulau yang menarik untuk disinggahi pada 28 Oktober 1492, yang di situ rombongan mendengar suara (adzan) yang sepertinya tak asing di telinganya. Karena Columbus melihat sebuah bangunan (masjid) yang sepertinya pernah dilihatnya di Afrika Utara, Mesir, Turki, dan Cordoba (Spanyol).
Dikemudian hari pulau yang dimaksud Colombus itu bernama Cuba yang beribu kota di Havana. Dari situ kita bisa menilai bahwa penemuan benua Amerika sebenarnya sudah jauh ditemukan bangsa Islam yang diidentifikasi dari pelaut Afrika. Karena juga ditemukan bukti peninggalan Islam di tanah bangsa Indian berdiam diri, berupa teks Arab Kufi di daerah California bertarih 700 masehi, yang mirip dengan tulisan bangsa Afrika Utara.
Atas dasar beberapa temuan yang mengindikasikan penduduk di sepanjang daratan telah memeluk Islam, namun Columbus yang menyadari hal itu tak mau jujur mengakuinya sebab dia membawa misi Kerajaan Spanyol yang sudah mengamanatkannya untuk menemukan dunia baru.
Merasa puas menemukan daratan India, Columbus bersama rombongan balik berlayar secepatnya dengan terlebih dulu menculik beberapa orang suku asli untuk dijadikan bukti kepada rakyat dan penguasa Spanyol.
Di luar itu, Columbus dianggap sebagai biang pembawa kebiadaban dan malapetaka bagi penduduk asli orang Indian, karena telah melakukan pembunuhan kepada 250 ribu orang Indian dari suku Taino penghuni asli daratan Amerika. Dan akhirnya, keberhasilan Columbus itu terdengar ke seantero Eropa hingga menggerakkan pelaut Eropa mencari koloni baru, yang menandai era penjajahan bangsa asing di Benua Amerika.
Judul : Colombus Menemukan Jejak Islam
Penulis : Wisnu Arya Wardhana
Penerbit : Pustaka Pelajar
Cetakan : Juni 2009
Tebal : xxviii + 276 halaman
Peresensi : Erik Purnama Putra, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
0 comments:
Posting Komentar