Senin, 17 Agustus 2009

Strategi Menguasai Pasar Global


Dimuat Minggu, 16 Agustus 2009 (Surabaya Post)

DI era kemajuan iptek semakin pesat, sebuah negera dituntut menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai sarana memacu produktivitas pekerja dalam negeri. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi sebuah negara tak lahir hanya berdasar kerja keras menggunakan otot semata, melainkan perlu ditunjang penerapan iptek melalui pendidikan agar produk yang dihasilkan dapat dgenjot dan bernilai lebih.

Fakta konkritnya adalah gejala maraknya barang impor Cina yang beredar luas di Tanah Air. Kondisi itu sebenarnya merupakan cerminan bahwa di negeri Tirai Bambu tersebut kini sedang menerapkan perpaduan penggenjotan produksi barang melalui sentuhan teknologi modern supaya mampu bersaing dengan negara lain. Hasilnya dapat dilihat, produk Cina membanjiri semua negara negara dunia, tak terkecuali Amerika Serikat.

Buku Grand Techno-Economic Strategy memberikan gambaran apa saja yang mesti dilakukan bangsa ini dalam upaya menghadapi persaingan ekonomi global, yang dikaitkan dengan masalah penguasaan iptek. Menurut kolaborasi penulis yang merupakan mertua-menantu, sudah saatnya sistem ekonomi Indonesia menganut kebijakan yang berorientasi pada pengintegrasian kemajuan iptek sebagai sarana menunjang aktivitas ekonomi masyarakat supaya dapat tercipta pertumbuhan ekonomi tinggi seperti yang sudah diaplikasikan negara maju.

Mengingat dunia industri kini tengah menghadapi tantangan maha dahsyat, di mana pasar semakin menciut dan dihinggapi kelesuan yang cukup hebat akibat krisis ekonomi yang melanda seluruh negara di dunia. Dan pada saat bersamaan, produktivitas tenaga kerja di banyak negara semakin melemah. Melihat realita itu sudah semestinya pemerintah melihat peluang itu agar Indonesia dapat berkiprah lebih dalam hal memainkan peranan ekonomi global dibanding yang sudah dilakukan saat ini.

Tetapi, kenyataan itu hanya dapat dilakukan jika pemerintah menerapkan strategi besar (grand strategy) yang mengombinasikan peran teknologi dan ekonomi (techno economic) sebagai langkah Indonesia untuk mengejar ketertinggalan. Dan upaya untuk berlari kencang tersebut hanya bisa dilakukan melalui strategi techno economic melalui tiga pilarn penopangnya, yaitu penguasaan teknologi, produktivitas, dan daya saing. Ketiga faktor tersebut tak bisa ditawar jika pemerintah ingin merebut pangsa pasar persaingan global, mengingat peluang keberhasilan hanya dapat terjadi jika didukung kebijakan sistematis yang berkesinambungan dari penguasa.

Maka itu, jika pemerintah ingin mewujudkan ekonomi nasional mandiri sebagai sarana menciptakan kesejahteraan rakyat setidaknya perlu dibuat kebijakan penerapan teknologi modern sebagai upaya meningkatkan kualitas produk. Karena memanfaatkan keberadaan teknologi akan mendongkra daya saing, sehingga secara tak langsung penjualan dalam skala luas akan meningkat. Dampaknya terjadi penambahan pangsa pasar akibat produk yang dipasarkan mampu bersaing dan bahkan lebih unggul daripada negara lain.

Tak salah, BJ Habibie dalam pengantar buku ini menekankan bahwa proses pengembangan teknologi yang tidak berorientasi pada keunggulan kualitas produk (quality), efisiensi biaya (cost), dan waktu kirim (delivery time) akan kehilangan makna. Maksudnya, sebuah produk yang dihasilkan negara pasti tak akan dapat bersaing dengan kompetitor yang sudah menerapkan penguasaan teknologi dalam memproduksi barang yang diekspor. Kondisi selaras dengan teori Charles Darwin yang menyebut spesies terknologi kuat akan mengalahkan spesies lemah. Kenyataannya memang seperti itu, di mana sekarang negara kuat semakin mendominasi dan yang lemah terus terpuruk.

Lantas bagaimana seharusnya bangsa Indonesia mencuri kesempatan untuk mendapatkan momentum agar pertumbuhan ekonomi dapat terus terjaga di tengah gelombang tsunami krisis finansial global ini? Restrukturisasi industri wajib dilakukan agar produktivitas tenaga kerja dapat terus dipacu hingga titik maksimal. Mengingat semakin efisiennya sebuah negara dalam memproduksi barang maka akan berakibat pada unggulnya negara tersebut dalam upayanya untuk memenangi pertarungan perebutan pasar dunia.

Masih jarangnya buku yang mengulas tinjauan ekonomi yang dipadukan dengan teknologi membuat buku ini layak dikoleksi mahasiswa, dosen, politisi, ekonom, teknolog, dan pejabat pemerintah, terutama pengambil kebijakan strategis di sebuah departemen.

Judul Buku : Grand Techno Economic Strategy
Penulis : Matthias Aroef & Jusman Syafii Djamal
Cetakan : April 2009
Tebal Buku : lii + 213 halaman
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Peresensi : Erik Purnama Putra (erikeyikumm@yahoo.co.id)

0 comments: