Jumat, 5 Juni 2009 (Harian Bhirawa)
Sebagai sebuah negara yang memiliki peradaban besar dan panjang, Negara Jepang zaman dulu memiliki banyak cerita menarik terkait kehidupan masyarakatnya. The Demon karya Dorothy & Thomas Hoobler menyajikan kisah seru seputar kehidupan rakyat Jepang di era Shogun Tokugawa yang berkuasa tiga abad lalu.
Jepang abad ke-18 merupakan sebuah negara berciri kerajaan besar yang dipimpin raja bernama Yoshimune, keturunan Tokugawa kedelapan yang memerintah daerah cikal bakal negeri Sakura. Mengingat pada waktu itu banyak sekali ancaman keamanan dari berbagai musuh yang siap melenyapkan kerajaannya, Yoshimune membuat istana besar, di mana rumah penduduk sangat padat di dalam area yang dikelilingi benteng berupa aliran sungai dan parit tersebut.
Wilayah kekuasaan Yoshimune sendiri beribu kota di Edo, yang sekaligus sebagai basis militer prajurit Jepang. Raja yang keturunan kedelapan trah Tokugawa tersebut merupakan keluarga dari golongan kesatria atau samurai. Maka itu, semua penduduk dilatih belajar menggunakan senjata dan diwajibkan selalu siaga supaya siap berperang kapan pun jika dibutuhkan.
Pada masa itu, di sudut kota Osaka, hidup seorang anak berumur empat belas tahun bernama Seikei Konoike dari ayah seorang saudagar, yang bercita-cita ingin jadi samurai. Di Jepang, golongan saudagar adalah kasta terendah dan tertinggi kesatria. Beruntung bagi Seikei Konoikei, ketika dirinya dijadikan anak angkat Hakim Ooka, yang merupakan orang kepercayaan raja. Maka sejak saat itu lah, mimpi Seikei Konoikei menjadi kesatria bisa terwujud. Dan sebagai samurai, ia mulai diajari kyudo (seni memanah) oleh seorang samurai pengawal Hakim Ooka, bernama Bunzo.
Hakim Ooka hidup pada 1717-1744, dan menempati jabatan hakim wilayah Edo, ibukota shogun atau setara dengan walikota. Kebakaran sering terjadi membuat dia menggagas untuk memecah kota menjadi 47 bagian, dan setiap blok punya petugas kebakaran yang dibangun menara pengawas untuk mengawasi supaya cepat diatasi.
Hakim Ooka sendiri bukan tanpa alasan ’mengambil’ anak orang yang berbeda kasta. Karena menurut pengamatan dan pengalaman Hakim Ooka, anak angkatnya sekarang tersebut memiliki kelebihan yang jarang dipunyai anak seusianya. Seikei Konoikei memiliki kemampuan menganalisis sebuah kasus kriminalitas yang terjadi di Kota Edo. Maka itu, ketika Hakim Ooka mengetahui bakat itu, dia tanpa pikir panjang membuat keputusan menjadikan Seikei Konoikei sebagai anak angkat.
Menyelidiki Pelaku Pembakaran
Tiba-tiba Shogun memanggil Hakim Ooka untuk datang ke istananya dan menyatakan ’Bunga Edo Mekar’, yang artinya kota sedang terbakar hingga menghanguskan banyak rumah penduduk. Namun hingga kini pelakunya masih berkeliaran dan belum tertangkap. Untuk itu, Hakim Ooka yang reputasinya sudah diakui diberi wewenang untuk menyelesaikan tugas mencari siapa pelaku pembakaran yang dicurigai sudah melakukan aksinya beberapa kali guna mengacaukan ketentraman warga.
Pasalnya, di kalangan masyarakat Edo ada sebuah kepercayaan bahwa setan akan muncul untuk suatu saat untuk menakut-nakuti orang yang berbuat jelek. Dan warga Kota Edo (Edokkai) paling takut dengan api. Sehingga ketika terjadi kebakaran hebat yang melahap beberapa rumah banyak warga yang merasa cemas bahwa setan ada di balik peristiwa itu. Karena setiap terjadi kebakaran selalu dengan cepat menyambar rumah lainnya, mengingat banyak rumah kualitas bangunannya sangat rapuh sebab terbuat dari kayu tipis dengan jendela kertas.
Di lain pihak, seringnya terjadi kebakaran di Yoshiwara selalu menyisakan petunjuk misterius karena selalu di setiap peristiwa kebakaran terlihat seorang geisha misterius. Geisha yang penghibur cantik, yang memiliki berbagai kemampuan ketrampilan seni Jepang, sangat digemari pria berstatus kesatria atau pejabat pemerintah.
Hasil penyelidikan petugas keamanan menunjukkan bahwa kasus kebakaran selama ini berhubungan dengan kematian sejumlah geisha. Yang mencurigakan adalah semua kejadian itu terkait dengan seorang geisha bernama Umae. Hakim Ooka pun menyuruh Seikei mengawasi Umae setelah semua bukti penyelidikan dan penuturan saksi mengarah ke geisha cantik tersebut.
Hasil penyelidikan petugas keamanan menunjukkan bahwa kasus kebakaran selama ini berhubungan dengan kematian sejumlah geisha. Yang mencurigakan adalah semua kejadian itu terkait dengan seorang geisha bernama Umae. Hakim Ooka pun menyuruh Seikei mengawasi Umae setelah semua bukti penyelidikan dan penuturan saksi mengarah ke geisha cantik tersebut.
Geisha Umae yang merupakan gadis tercantik di Kota Edo memiliki daya tarik tinggi hingga mampu membuat banyak pria mabuk kepayang. Bahkan, pernah ada kabar bahwa seorang pria sampai rela bunuh diri akibat ditolak Umae, padahal dia sudah berupaya sekuat tenaga untuk menarik perhatian Umae. Namun apa daya, Umae tak sedikit pun tergoda hingga pria yang dikemudian hari teridentifikasi sudah berkeluarga tersebut harus gantung diri meninggalkan istri dan anaknya.
Sebagai gadis penghibur kelas atas banyak sekali pria yang ingin dihibur Umae, mulai status kesatria hingga pejabat tinggi kerajaan, misalnya Jugoro, samurai muda nan tampan dan Genda seorang ometsuke, sebuah jabatan yang tugasnya memata-matai pejabat lain yang melakukan pelanggaran, yang selalu membawa bungkus hadiah demi menyenangkan hati Umae setiap bertemu malam hari di berbagai kedai teh, yang terkahir bertempat di Falling Cherry Blossom. Dan sebelum memulai petualangan, Seikei Konoike harus menyamar terlebih dulu di kedai teh Falling Cherry Blossom, tempat yang akan sering digunakan Umae untuk menghibur tamunya.
Suatu muncul seorang yang mengaku sebagai samurai berjanggut bernama Fukushu (balas dendam) di kedai teh itu, yang menitipkan pesan kepada Seikei untuk diberikan kepada Umae. Setelah dibuka, raut wajah Umae pucat pasi seperti orang baru bertemu setan. Dan saat itu juga suasana pesta hiburan menjadi berubah dan buyar seketika. Kotak hadiah yang didalamnya berisi kimono sutra mahal membuat Umae merasa jijik.
Setelah menganalisis kimono sutra terbaik tersebut, Seikei ingat dengan gadis yang memicu kebakaran di Edo, yang pernah memakainya. Namun petunjuk itu tak langsung disimpulkannya karena bisa jadi itu sebuah jebakan agar pelaku bisa mengelabui dirinya maupun sang hakim.
Selama penyelidikannya, Seikei Konoikei harus berjibaku menghadapi rintangan yang menghadang. Semua itu mengantarkannya pada wanita bernama Suzu, yang menempati rumah Genda, yang ternyata menyamar menjadi samurai bernama Fukhusu. Siapakah Suzu dan apa hubungannya dengan geisha misterius yang selalu terlihat disetiap kejadian kebakaran itu? Benarkah Umae terlibat pembakaran kota? Dan apa motif pelaku membakar rumah penduduk? Simak cerita novel ini yang mirip dengan petualangan detektif Sherlock Holmes.
Judul Buku : The Demon (In the Teahouse)
Penulis : Dorothy & Thomas Hoobler
Cetakan : Februari, 2009
Tebal Buku : 318 halaman
Penerbit : Dastan Books
Peresensi : Erik Purnama Putra, Aktivis Pers Kampus Bestari UMM
0 comments:
Posting Komentar