Wednesday, 29 April 2009 (Seputar Indonesia)
SETELAH Pemilu Legislatif 2009 rakyat Indonesia masih menunggu satu event lebih besar yang menentukan perjalanan bangsa ini ke depan.
Pada 8 Juli, seluruh rakyat Indonesia dihadapkan pada perhelatan akbar,yakni pemilihan presiden (pilpres) untuk memilih nakhoda yang akan memimpin negeri ini dalam jangka 5 tahun. Karena itu diharapkan semua warga negara, yang memiliki hak memilih, ikut berpartisipasi memberikan suara agar pemenangnya memiliki mandat kuat karena merupakan representasi pilihan rakyat Indonesia.
Tentu, sebelum memilih pemimpin lebih bijak bila masyarakat mempunyai pengetahuan cukup tentang setiap calon yang bakal berkompetisi dalam pilpres. Hal itu penting supaya tak salah dalam menentukan pilihan.Pasalnya,dengan mengetahui rekam jejak,visi dan misi,serta pribadi calon setiap pemimpin pemilih akan rasional dalam memilih.
Mereka bisa menganalisis kelebihan maupun kekurangan calon presiden (capres) masing-masing.Dengan begitu,bukan memilih berdasarkan aspek fisik atau terpesona dengan gembar-gembor janji yang disampaikan dalam setiap kampanye.
Untuk itu hendaknya dalam puncak pesta demokrasi nanti rakyat Indonesia memilih calon presiden yang mengusung gagasan dahsyat yang akan membawa Tanah Air menuju kondisi lebih baik.Tak perlu bingung untuk menentukan kriteria calon bersangkutan karena masyarakat cukup melihat visi dan misinya di bidang ekonomi,apakah sesuai dan berpijak pada UUD 1945 dan pembangunan infrastruktur ekonominya bisa selaras untuk tak semakin mengancam kerusakan ekologi.
Pasalnya,jika ide perekonomiannya sudah cenderung tak bersahabat pada kelas bawah dan propemilik modal besar, sudah bisa dipastikan ketika memimpin negeri ini capres tersebut hanya memikirkan segelintir orang.Apalagi dalam pelaksanaannya ”bertabrakan”, bahkan sampai mengorbankan aspek lingkungan,maka sudah pasti bukan kesejahteraan yang didapat rakyat,melainkan keterpurukan dan kehancuran ekonomi.
Hal itu karena untuk memperbaiki lingkungan yang rusak dibutuhkan biaya ratusan triliun dan waktu sangat lama. Sekarang saja penguasaan ekonomi rakyat Indonesia seperti tamu di negeri sendiri.Pemodal asing mencengkeram segala sendi kehidupan. BUMN,pasar modal,pusat perbelanjaan,hingga kekayaan alam,sebagian besar dikuasai dan dikelola pihak asing.
Sehingga hasil keuntungannya banyak mengalir ke luar negeri (AS, Jepang, dan Uni Eropa), sementara rakyat Indonesia hanya mendapatkan rembesan hasil yang tak seberapa cukup untuk memakmurkan masyarakat dari lingkaran kemiskinan.
Seperti diungkap Amien Rais dalam buku Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia!, bilamana kondisi bangsa ini tak berubah karena pemimpinnya tak berpihak pada kepentingan rakyat,maka Indonesia berpotensi menjadi bangsa gagal.
Menurut tokoh reformasi ini, satu-satunya jalan adalah memilih pemimpin yang proekonomi kerakyatan, yang itu tak cuma sekadar konsep dan janji dalam kampanye, melainkan aksi secara nyata dengan menderegulasi aturan yang proliberalisme.
Karena itu,sudah menjadi kewajiban,pada pemilu presiden nanti rakyat tidak boleh salah lagi memilih pemimpin agar bangsa ini bisa menuju keadaan yang lebih baik.(*)
Erik Purnama Putra
Mahasiswa Psikologi UMM dan Penggiat Pers Koran Kampus Bestari
0 comments:
Posting Komentar