Kamis, 16 September 2010

Benarkah Indonesia Itu Atlantis?

Jumat, 3 September 2010 (Harian Bhirawa) 

Pernahkah terbetik dalam pikiran bahwa negeri yang kita diami saat ini sangat mungkin dulunya merupakan sebuah kekaisaran dunia yang menjadi sumber segala peradaban besar bernama Atlantis. Sebuah kawasan yang disamakan sebagai surga, yang banyak disebut berbagai tradisi suci dunia di masa lalu.

Atlantis atau Pulau Atlas adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut Plato dalam buku Timaeus dan Critias. Dalam catatannya, bapak filsuf Yunani tersebut menulis bahwa Atlantis terhampar di seberang pilar-pilar Herkules, dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9.500 sebelum masehi.

Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra hanya dalam waktu satu hari satu malam. Maka itu, tak sedikit kalangan menilai Atlantis dianggap sebagai mitos yang dibuat Plato untuk mengilustrasikan teori politik guna mendukung kepentingannya.

Boleh percaya dan tidak, ternyata, Atlantis bukan sekedar rekaan belaka. Adalah Prof Arysio Nunes Dos Santos yang coba membuktikan kebenaran adanya Atlantis di masa lampau.

Jika mengacu pada gambaran cerita yang ditulis Plato, Atlantis merupakan surga beriklim tropis dengan penuh segala jenis keindahan hayati dan kekayaan alam luar biasa melimpah.

Seperti, daratan luas dan ladang yang indah; lembah dan gunung; batu permata dan logam; kayu wangi dan wewangian; sungai dan danau; irigasi melimpah dan pertanian produktif; hingga istana bertabur emas, tembok perak, dan benteng, serta berbagai jenis binatang buas, maka segala material itu hanya bisa ditemukan di daerah tropis.

Atlantis adalah Indonesia
Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun dan menemukan bukti-bukti yang meyakinkan, Prof Arysio Santos, melalui buku ini memastikan kepada dunia bahwa situs Atlantis adalah Indonesia. Ciri-ciri Atlantis yang dicatat Plato melalui dua karya berbentuk dialog berjudul Timaeus dan Critias, yang secara mengejutkan, sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia.

Prof Arysio Santos berusaha mengungkap fakta bahwa Atlantis adalah tempat ilmu dan pertemuan besar manusia muncul kali pertama, baik budaya bercocok tanam, bahasa, metalurgi, astronomi, dan seni, serta peradaban-peradaban sesudahnya, seperti Yunani, Mesir, Maya, Aztec, hingga Inca, yang sesungguhnya dibangun nenek moyang bangsa Indonesia.

Mengingat pada Zaman Es, yang sebagian kawasan tertutup salju atau kawasan lainnya kering akibat tak turun hujan maka satu-satunya kawasan yang memungkinkan untuk berkembangnya sebuah peradaban maju yang dikaruniai kekayaan alam melimpah adalah di kawasan Khatulistiwa. Yang mayoritas segala kekayaan itu dulunya khas mudah didapatkan dari wilayah Hindia Timur, tepatnya Indonesia.

“Atlantis berada di kawasan tropis pada zaman es Pleistosen, berlimpah sumber daya alam, seperti timah, tembaga, seng, perak, emas, berbagai macam buah-buahan, padi, rempah-rempah, gajah raksasa, hutan dengan berbagai jenis pohon, sungai, danau, dan saluran irigasi,” ujar Plato, filosof terbesar Yunani, yang diamini Prof Arysio Santos.

Jelas sudah Atlantis dulunya merupakan negeri tropis berlimpah mineral dan kekayaan hayati. Yang kemudian, segala kemewahan itu lenyap, tersapu bencana besar yang memisahkan Jawa dari Sumatera, serta menenggelamkan lebih dari separuh wilayah Indonesia saat ini, yang membuat muncul ribuan pulau kecil membentuk gugusan Nusantara.

Megabencana itu sendiri menurut analisis penulis yang merupakan fisikawan nuklir dan ahli geologi disebabkan letusan Gunung Berapi Krakatau, yang diperkirakan terjadi 11.600 tahun lalu.

Gunung yang sekarang terletak di antara Pulau Jawa dan Sumatera itu meletus, dan menimbulkan rentetan gempa dan tsunami mahadahsyat—seratus kali lebih besar dari bencana Aceh pada 2004 lalu. Yang pada puncaknya akibat kejadian alam luar biasa itu sampai mengakibatkan berakhirnya era zaman es dan kepunahan peradaban manusia yang super modern di masa lampau.

Dalam banyak hal, buku yang dibagi embat bab ini berhasil mengonfirmasi kebenaran kitab suci dan mitologi, mengawinkan sains dan agama, dan pasti akan mengubah cara pandang kita terhadap sejarah umat manusia.

Melalui buku yang ditulisnya menjelang ajal menjemputnya, pria kelahiran Brasil ini ingin menyatakan, dari masa ke masa ada sebuah usaha berkelanjutan dari masyarakat Barat untuk terus menyembunyikan kebenaran tentang kisah dan keberadaan Atlantis. Mengingat ada kecurigaan bahwa kuasa pengetahuan di Eropa sengaja dan dengan cara sistematis sekaligus laten agar rahasia itu tetap tak terbongkar.

Judul                 : Atlantis
Penulis              : Prof Arysio Santos
Penerbit             : Ufuk Press
Edisi                 : Januari 2010
Tebal                : iv + 677 halaman
Peresensi            : Erik Purnama Putra, peminat dan pengoleksi buku (erikeyikumm@yahoo.co.id)

0 comments: