Jumat, 9 April 2010 (Republika Jawa Timur)
Banyak yang beranggapan bahwa dalam ajaran Islam tidak dikenal istilah cinta. Patokannya, berbagai sumber maupun referensi selalu merujuk bahwa cinta berasal dari budaya barat.
Padahal pendapat itu salah besar. Sebagai agama sempurna yang mengatur segala sendi kehidupan manusia, Islam juga mengatur masalah perihal percintaan.
Meski begitu, cinta yang dimaksud dalam Islam sangat berbeda seratus delapan puluh derajat dengan cinta dalam pandangan umum masyarakat.
Mengingat, cinta yang terkandung dalam Alquran tersebut tak hanya bersifat material dan sebatas hubungan antarlawan jenis. Melainkan cinta dalam artian tak terbatas dan menyeluruh antara manusia sebagai mahkluk dan Allah SWT sebagai Zat Pencipta.
Lihat saja komentar Ketua Umum PBNU, Said Aqiel Siradj, dalam pengantar buku ini yang menyebut, cinta adalah kehidupan. Kala cinta hilang dari jiwa, seseorang bagaikan hidup dalam kematian. Sehingga, jika seseorang tak mendapat cinta dalam kesehariannya, hidupnya akan penuh kegelisahan.
Jika ditelusuri lebih jauh, cinta itu adalah sebuah anugerah dan nikmat tak terbatas. Jika seseorang tidak kuasa meraihnya, hidupnya pasti gelisah.
Mendapat cinta dari makhluk adalah menyenangkan, apalagi bila cinta itu datang dari Sang Pencipta, yang cinta-Nya suci dan tak bertepi. Maka itu, cinta Sang Pencipta tak hanya mendatangkan ketenangan, namun juga kebahagiaan yang sejati dan abadi.
Cinta dalam bahasa Arab terungkap menjadi tiga kelompok, apresiatif (ta'dzim), penuh perhatian (ihtimaman), dan cinta (mahabbah). Ayat Alquran banyak yang mengungkap tentang cinta, dan dalam pembacaan tasawuf, kecintaan kepada Allah SWT adalah puncak perjalanan manusia, puncak tujuan seluruh maqam.
Setelah mahabbah (cinta), tak ada lagi maqam lainnya, kecuali benda mahabbah itu sendiri, seperti syauq (kerinduan), uns (kemesraan), dan rida. Tak ada maqam sebelum mahabbah, kecuali pengantar-pengantar kepadanya, misal taubat, sabar, dan zuhud.
Di sisi lain, cinta juga butuh perjuangan dan pengorbanan. Karena itu, agar pengorbanan dan perjuangan menjadi tidak sia-sia, diperlukan ilmu untuk memastikan bahwa jalan yang dilalui benar-benar menuju cintanya Sang Mahacinta. erik pp, ed: asep
Judul : Alquran Kitab Cinta
Penulis : Dr M Said Ramadhan Al-Buthy
Penerbit : Hikmah
Terbit : Februari 2010
0 comments:
Posting Komentar