Selasa, 15 Desember 2009

Seratus Orang Berpengaruh yang Mengubah Dunia

Jumat, 11 Desember 2009 (Harian Bhirawa) 

PADA 1978, untuk pertama kalinya buku 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah diterbitkan, dan seketika menimbulkan kontroversi di seluruh dunia. Buku yang memuat 100 tokoh yang memiliki pengaruh terkuat dalam sejarah manusia ini memang hingga kini masih diperdebatkan keakuratannya. Meskipun begitu, tak ada yang menyangsikan bahwa Dr. Michael H. Hart telah berani membuat sebuah karya terobosan luar biasa di masanya sehingga pujian penulis sangat layak diberikan pujian positif.

Belum selesai perbincangan masyarakat dunia mengomentari buku ini, penulis membuat kebijakan baru di edisi buku kedua pada 1992, dengan melakukan revisi terhadap daftar urutan 100 dengan berbagai latarbelakang dan pengaruhnya kepada kehidupan manusia. Yang mencolok dan terkena imbas revisi penulis adalah penurunan peringkat tokoh komunis seperti Lenin dan Joseph Stalin, sebab pangaruhnya dianggap tak terlalu besar seperti yang diduga, yang hal itu berkaitan dengan runtuhnya ideologi komunis di berbagai negara. Di edisi ini penulis juga membuat gebrakan dengan mengeliminasi Niels Henrik David Bohr, Pablo Picasso, dan Antoine Henri Becquerel. Yang ketiga nama itu digantikan Mikhail Sergeyevich Gorbachev, Ernest Rutherford, dan Henry Ford.

Buku ini mencoba mengungkap 100 tokoh melalui tulisan deskripsi biografi yang singkat, tetapi cukup dalam dan tajam dari segi ulasannya. Memang penulis mengakui bahwa seluruh tokoh yang dikupasnya dalam buku ini bukanlah sekedar orang paling kuat, hebat, atau pintar dipandang dari segi pencapaian di bidangnya semata. Melainkan lebih daripada itu. Yakni, karena semua tokoh adalah orang-orang yang keberadaannya mampu memengaruhi sejarah, mendorong kebangkitan dan kejatuhan sebuah peradaban besar, bahkan sampai mengubah sejarah dan mengayunkan takdir jutaan manusia sebab nasib masyarakat tergantung pada dirinya.

Sehingga Michael H. Hart menekankan bahwa urutan orang paling berpengaruh di sini bukan berarti orang itu paling besar dan tidak selalu diidentikkan dengan orang yang berbudi luhur. Maksudnya adalah orang yang berpengaruh bukan lah orang yang terkenal berbakat, atau memiliki kemuliaan karakter, dan prestisius dalam membuat sejarah.

Maka itu jangan heran jika Michael H. Hart memasukkan nama Adolf Hitler yang tak lain merupakan pembantai paling mengerikan di Eropa abad 21, meski diakui jika sosok pemimpin Nazi tersebut adalah seorang genius jahat. Namun karena pengaruh keberadaan Hitler yang sangat signifikan terhadap perubahan sejarah yang mampu mengguncang dunia membuat namanya layak dimasukkan, walaupun penulis sendiri mengaku muak dengan sosok yang sangat kejam itu.

Keberpihakan pada Barat
Buku yang aslinya berjudul The 100 (A Ranking of Most the Influential Person in History) ini diakui banyak pihak akan terus dikenang dunia sebab menjadi salah satu karya yang bisa membuka kesejarahan baru, dan menjadi pegangan standar yang bakal terus relevan digunakan untuk menilai tokoh sejarah berpengaruh di dunia hingga masa yang tak dapat ditentukan. Meskipun begitu, tetap saja buku seri hard cover ini mengundang kritik pedas yang dialamatkan kepada penulis yang dianggap terlalu berpihak pada bangsa Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Pasalnya, dari 100 daftar tokoh berpengaruh, 69 berasal dari Eropa yang Inggris Raya menyumbangkan 18 nama, dan dari AS terdapat 8 tokoh. Sementara, di sisi lain Michael H. Hart hanya memasukkan tokoh dari dunia Islam cuma 2, yakni Nabi Muhammad Saw. dan Umar bin Khattab. Di luar itu, tak ada satu pun tokoh maupun ilmuwan muslim dari abad pertengahan, yang padahal telah melahirkan berbagai karya dan penemuan luar biasa besar manfaatnya bagi peradaban manusia pada masa kejayaan Islam.

Entah hal itu karena kesengajaan Michael H. Hart yang mengenyampingkan peran berbagai tokoh dari dunia Islam yang di saat bersamaan berupaya mendewakan semua tokoh barat dengan hasil penemuannya. Atau karena ketidaktahuan penulis terhadap berbagai pencapaian tokoh maupun ilmuwan muslim karena terbatasnya informasi yang diterimanya, sehingga kenyataan itu luput dari penilaian pria kelahiran 28 April 1932 itu.

Kontroversi Posisi Muhammad
Di luar perkiraan, Nabi Muhammad Saw. menempati kursi pertama dalam daftar manusia paling berpengaruh dalam panggung sejarah dunia, terhitung sejak tokoh paling lawas dimasukkan, Nabi Musa (abad ke 15 SM) hingga berbagai tokoh terbaru seperti Mikhail Gorbachev yang hidup di akhir abad ke 20. Penilaian kontroversial itu jelas mengundang berbagai kecaman masyarakat dunia, khususnya barat kepada Michael H. Hart.

Mengingat dia sendiri bukanlah muslim atau orang yang memiliki kedekatan emosional dengan Islam. Namun di luar perkiraan malah tidak menempatkan orang Nasrani sebagaimana agama yang dianutnya. Berpatokan itu, setidaknya citra umat Islam terselamatkan oleh posisi Rasulullah itu yang tidak tanggung-tanggung berada di puncak daftar orang paling berpengaruh di dunia sepanjang masa.

Alasan yang dikemukakan Michael H. Hart dengan menempatkan nabi akhir zaman di agama Islam itu adalah karena memang Muhammad adalah orang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia, sebab dia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan. Sehingga ajarannya mampu menembus berbagai sekat kehidupan manusia dan melampaui wilayah teritorial negara manapun di semua benua dewasa ini.

Berbekal faktor itu lah yang membuat penulis sangat yakin untuk menempatkan Muhammad di atas Yesus Kristus dan Buddha, maupun Konfusius, yang ketiganya mewakili sosok pembawa agama dan aliran kepercayaan yang memiliki banyak pengikut. Yang secara berurutan menempati posisi, tiga, empat, dan lima.

Judul : 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah
Penulis : Michael H. Hart
Penerbit : Hikmah
Tahun : I, Juni 2009
Tebal : xxxix + 577 halaman
Harga : Rp 99.500
Peresensi : Erik Purnama Putra, Aktivis Kampus Unmuh Malang

0 comments: