Jumat, 13 November 2009

Merajut Posisi Puncak Saat Muda

Sabtu, 7 November 2009

BERADA di puncak karir adalah hak semua orang, termasuk orang tak berpendidikan sekalipun. Sehingga tak perlu menunggu usia matang untuk mewujudkan itu. Karena jika dapat dilakukan pada waktu muda, mengapa harus menunggu lama lagi untuk menggapainya. Memang makna sukses bagi sebagian orang berbeda, dan ada orang yang sudah cukup dengan posisinya sekarang tanpa bermaksud lagi mengejar ambisi meraih puncak karir. Namun tetap harus diakui hanya orang tertentu yang bertekad besar dan diiringi tindakan nyata dengan mau bekerja dan berkorban lebih yang dapat meraih kunci sukses sebenar-benarnya pada waktu muda.

Trend dunia sekarang memang membutuhkan jiwa kepemimpinan muda yang dinilai lebih enerjik, semangatnya menggelora, motivasi tinggi, kreatif dan tidak kolot dalam berpikir dalam menggapai kesuksesan dan meraih posisi tertinggi. Alangkah indahnya kalau semuanya dapat diraih dalam tempo cepat ketika masih muda.

Buku yang mengungkap kisah sukses maupun cara menjadi sukses atau rahasia di balik kesuksesan seseorang sudah banyak beredar dan setidaknya sudah pernah kita baca. Namun biasanya buku semacam itu hanya ditujukan kepada pembaca yang ingin sukses dalam artian umum atau tak memiliki target spesifik di usia berapa orang bisa sukses dalam artian sebenarnya. Membaca Young on Top, kita akan dibukan wawasan bahwa menjadi orang sukses tak perlu menunggu waktu lama dan di usia muda pun seseorang dapat meraih posisi tertinggi.

Buku ini berisi kumpulan 30 rahasia sukses di usia muda –yang disesuaikan dengan umur penulis—mulai dari pelajaran dasar mengenai confidence, on time, open minded, respect, just perform, hingga rahasia extra mile. Menggunakan bahasa ringan, praktis dan tak berbelit, Billy Boen memadukan pengalamannya dengan teori yang dikemukan pengusaha sukses kelas dunia, yang diharapkan mampu menggugah inspirasi dan semangat pembaca untuk terpacu meraih kesuksesan dengan bertindak secepatnya tanpa menunggu waktu seperti penulis jika ingin berada pada posisi teratas.

Secara keseluruhan, penulis yang memimpin perusahaan multinasional divisi MRA Group membagi bukunya dalam tiga pembahasan. Pada bab pertama, pembaca diajak untuk meningkatkan motivasi dan berpikir positif dengan mencintai pekerjaan yang saat ini digeluti. Mengingat banyak orang yang bekerja dalam tekanan dengan alasan tak mampu menikmati setiap aktivitas pekerjaan yang dijalaninya. Maka itu, jika pun saat ini merasa pekerjaan yang dijalani berat, sepatutnya tetap dilakoni dengan semangat dan coba untuk mencintainya. Hal itu supaya dapat memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan dan hasil kinerja yang dilakukan dapat produktif sesuai target yang dibebankan.

Ada cerita unik yang dibagikan penulis kepada pembaca, yakni masalah respect. Kadang tanpa disadari, karyawan tak segan memberikan penghormatan kepada rekan seangkatan atau atasan dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Akan lain kondisinya jika yang datang pegawai lebih rendah maupun pegawai baru yang memiliki keperluan biasanya akan ditanggapi dingin dengan alasan sibuk. Apakah sikap diskriminasi seperti itu tetap harus dipertahankan yang sebenarnya merugikan diri sendiri. Mengingat meremehkan orang yang posisinya lebih rendah, semacam cleaning service merupakan tindakan negatif yang tak perlu dipertahankan.

Pada pembahasan lain, jika seseorang memiliki hasrat sama kuatnya antara apa yang dikerjakan dengan kesuksesan, maka pegang kontrol atas tujuan profesional tersebut. Pasalnya, yang menentukan kemana karir seseorang itu akan berjalan jelas bukan orang lain, dan itu dirintis dari apa yang kita lakukan saat ini. Jika sekarang usaha yang dikerjakan mampu membuka jalan selebar-lebarnya, kesuksesan dapat dikontrol mulai saat ini, tak perlu menunggu waktu sampai mendapat sebutan senior segala. Setidaknya kreatif dan belajar dari pengalaman yang sudah terjadi menjadi skill dasar yang harus dimiliki bagi karyawan muda yang ingin merebut posisi di atas. Karena dengan belajar kesalahan dari orang lain, setidaknya dapat dijadikan pegangan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sudah pernah terjadi.

Manusia juga dibekali otak yang satu dengan lainnya sama. Otak kanan berfungsi sebagai pikiran untuk mengeluarkan daya kreativitas dan otak kiri digunakan berpikir rasional. Kedua alat itulah yang jadi modal maksimal untuk membentuk kinerja kompetitif karyawan dalam perusahaan supaya memberikan hasil terbaik di lingkungan kerja. Karena itu, meremehkan kemampuan yang muda bagi penulis belum tentu tepat, apalagi malah generasi muda bisa diajak cepat untuk mengikuti perkembangan zaman demi menyesuaikan kinerja sesuai tuntutan modern.

There’s a will, there’s a way. Pepatah tersebut sudah sering kita dengar. Namun tetap saja perlu untuk diperhatikan dan dipraktikkan dalam kehidupan di tempat kerja. Karena di dunia ini tidak mungkin tak ada jalan keluar atas segala permasalahan yang kita lakukan. Dalam agama manapun juga diserukan untuk berjuang keras guna mencari pemecahan masalah sebab tak ada persoalan yang tak dapat diselesaikan. Sehingga yakin dengan usaha yang dilakukan tanpa pernah bilang never give up merupakan langkah cerdas menghadapi hambatan. Mengingat meraih posisi tertinggi harus dilalui dengan jalan terjal yang diiringi beragam masalah menghadang kita di kemudian hari. Untuk itu kita harus selalu siap jika serius mengejar posisi terbaik.

Judul : Young on Top
Penulis : Billy Boen
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Pertama, 2009
Tebal : xxv + 245 halaman
Peresensi : Erik Purnama Putra

Erik Purnama Putra
Aktivis Pers Kampus Bestari Universitas Muhammadiyah Malang

0 comments: