Selasa, 07 April 2009

Perjalanan Para Topsoilers



Edisi 229 / II / 14 – 20 Oktober 2008 (Koran Pendidikan) 

Tidak ada planet lain di jagad surya ini yang ada sebuah kehidupan selain di Bumi. Dapat dikatakan bumi adalah rumah bagi manusia untuk menjalani sebuah kehidupan. Manusia bisa hidup di bumi karena adanya sinar matahari yang selalu meneranginya. Karena itu, kehidupan selalu dikaitkan dengan dunia dengan terpaan sinar matahari yang selalu menerangi kehidupan manusia.

Namun sebagai manusia pernahkah kita membayangkan sebuah kehidupan lain yang tak pernah kita sadari keberadaannya. Yang lebih mengagetkan lagi, kehidupan itu tepat berada di bawah kita, atau di dalam perut bumi. Tentu kita tak pernah menyangkanya. Pasalnya, selama ini manusia berkeyakinan bahwa yang bisa hidup cuma manusia dan mereka tak pernah menyadari ada sebuah kehidupan lain di bumi.

Tunnels (Petualangan Will Burrows dan Koloni Misterius Bawah Tanah) hadir untuk menyadarkan manusia jika ternyata manusia bukanlah penghuni tunggal planet bumi. Novel karya Roderick Gordon dan Brian Williams mencoba mengungkap sebuah kehidupan lain yang berada di dalam perut bumi yang penghuninya ternyata sangat membenci manusia.

Cerita bermula di daerah Highfield, London, ada sepasang ayah dan anak yang memiliki hobi unik, yaitu menggali tanah untuk menemukan benda bersejarah yang bernilai tinggi. Dr Roger Burrows, sang ayah, yang juga seorang kurator museum dan arkeolog, beserta anaknya, Will Burrows terus menggali dan berharap menemukan benda berharga hasil peninggalan zaman dulu.

Keduanya adalah orang yang tertarik untuk menjelajahi lorong stasiun yang sudah terkubur dan dilupakan orang. Mereka bekerja keras menembus ruas-ruas jalan bawah tanah sekedar untuk membongkar isi dibalik tempat itu dan berharap menemukan keajaiban berupa barang bersejarah. Keduanya berjanji untuk tidak membicarakan penemuannya kepada orang lain.

Tanpa diketahui Will dan keluarganya, tiba-tiba saja Dr. Burrows menghilang dan tidak diketahui keberadaannya setelah terlibat pertengkaran dengan istrinya. Will yang punya hubungan paling dekat ayahnya tersebut menghubungi polisi berharap ayahnya bisa ditemukan.

Selama sang ayah menghilang, Will tak menghentikan aktivitasnya dan bersama teman akrabnya, Chester, meneruskan perjuangannya menggali terowongan. Dengan tekad keberaniannya, Will bersama temannya itu terus berpetualang menyusuri setiap terowongan. Padahal ada cerita menarik yang berkembang di masyarakat di mana bahwa dalam lorong tersebut ada penghuninya yang selama ini hidup berkembang tanpa diketahui manusia.

Will yang berusaha menemukan ayahnya terus saja menggali bersama Chester untuk menyelami sepanjang jalan lorong sempit yang gelap gulita tersebut. Hingga pencarian mereka berhenti saat menemukan sebuah lhift yang membawanya turun ke dalam lorong tanah yang lebih dalam, tepatnya di dalam perut bumi.

Ketika sudah sampai di bawah tanah yang jauh dari peradaban manusia, secara tak terduga muncul seorang pria bertubuh besar dan mengerikan yang menangkap mereka berdua. Will dan Chester berusaha meronta, tetapi tenaganya tak kuasa melawan pemilik tubuh kekar dan menakutkan tersebut. Mereka diseret masuk menuju pusat bumi yang tak mereka ketahui.

Ternyata yang meyeret mereka adalah penghuni bawah tanah yang sangat membenci topsoilers (penduduk dunia atas) alias manusia. Kebencian penduduk bawah tanah tersebut (koloni), yang pakaiannya serba hitam itu biasanya dilampiaskan bahkan sampai dibuat mainan. Selama dalan cengkeraman penculik tersebut, Will dan Chester dipenjarakan dan merasakan ketakutan karena diinterogasi di bawah ancaman oleh Styx. Selama dalam tahanan, mereka hidup tanpa cahaya matahari dan mendapatkan pengalaman mengerikan ketika berhadapan dengan Styx.

Styx yang menjadi pemimpin dan pemegang pucuk pimpinan teratas masyarakat koloni dan memiliki legitimasi untuk menerapkan hukuman pada manusia merencanakan sebuah revolusi untuk menyerbu manusia dunia atas.

Berhasilkan Will menemukan ayahnya, sekaligus menggagalkan upaya makar Styx dan koloni bawah tanah? Seperti apakah dunia koloni bawah tanah itu? Novel yang diterjemahkan hingga 21 bahasa ini menawarkan sebuah petualangan seru yang mengajak pembaca untuk mengikutinya detik demi detik. Meskipun cerita dalam novel ini hanya cerita fiksi, namun alur cerita mampu membuat kita turut hanyut dan tegang mengikuti emosi tokoh, karena menghadirkan sensasi yang menghanyutkan pembaca.

Judul Buku : Tunnels
Penulis : Roderick Gordon & Brian Williams
Edisi : Juni 2008
Tebal Buku : 653 halaman
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Peresensi : Erik Purnama Putra
*) Mahasiswa UMM Malang

0 comments: