Minggu, 8 September 2008 (Surabaya Post)
Di dalam dunia usaha, perusahaan General Electric yang bertempat di Washington, Amerika Serikat (AS), bisa dibilang sebagai salah satu perusahaan besar di dunia. General Electric Company, atau yang biasa disebut GE adalah sebuah perusahaan multinasional teknologi dan jasa yang didirikan Thomas Edison pada tahun 1890. GE yang menggeluti bisnis alat elektronik terbesar pernah juga menjadi perusahaan kontraktor pemerintah AS dalam bidang industri senjata.
Setelah mengalami pasang surut dalam perjalanannya mengarungi kompetisi dunia usaha, GE memasuki langkah baru ketika CEO perusahaan, Jack Welch pada 1981, memimpin perusahaan tersebut. Ketika pertama kali menduduki jabatan tertinggi di General Electric, pada saat itu trend pemimpin bisnis kebanyakan melakukan gaya kepemimpinan yang bersifat model perintah dan komando, serta menerapkan gaya militer kepada karyawannya.
Perintah dikeluarkan secara model top down dari puncak menuju ke bawah, di mana karyawan hanya melaksanakan perintah atasan dan harus menjalankannya. Gaya kepemimpinan yang sudah terbentuk di lingkungan GE tersebut langsung ditangkap Jack Welch sebagai sesuatu hal yang harus segera ditangani. Karena selama model itu diterapkan, dalam perusahaan tidak akan ada pertukaran informasi dari arah berlawanan.
Menyikapi kondisi itu, Jack Welch mengambil langkah taktis dengan melakukan langkah konkret membuat program baru untuk merubah kultur perusahaan. Tanpa pikir panjang, Jack Welch mengimplementasikan program Six Sigma dan Work-Out sebagai metode untuk menciptakan suasana baru yang berbeda dengan sebelumnya dan menghilangkan budaya main perintah antara atasan kepada bawahan.
Program Six Sigma adalah pelatihan manajemen terpenting yang diberikan pimpinan kepada karyawan GE. Pelatihan ini konon katanya lebih baik daripada kuliah di Harvard Business School dan hanya bisa ditemukan di perusahaan itu. Sedangkan Work-Out adalah sebuah upaya yang dilakukan pimpinan untuk mendorong para pegawai agar mau mengungkapkan pendapat mereka secara terbuka kepada atasannya tentang apa yang salah dalam perusahaan. Setelah dua program Six Sigma dan Work-Out dijalankan, banyak perubahan signifikan yang didapatkan Jack Welch karena program itu sangat meningkatkan kemungkinan bagi pegawai untuk mempertahankan dan mencintai pekerjaan mereka.
Selanjutnya Jack welch yang mendapatkan julukan sebagai pakar manajemen tingkat global melakukan restrukturasi pada beberapa puncuk pimpinan perusahaan. Karena selama ini, menurutnya, perusahaan yang dipimpinnya dianggap terlalu gemuk dan kurang efektif, serta terlalu banyak yang mengatur (over manage) dalam melakukan sistem kerja. Karena jika kondisinya seperti itu, perusahaan akan bergerak lamban dan muncul sebuah apa yang diistilahkannya sebagai kemacetan birokrasi, yang diartikan sebagai terlalu banyaknya prosedur yang harus dilewati yang membuat perusahaan menjadi kurang kompetitif.
Ketika Jack Welch datang untuk pertama kalinya setelah mengambil alih di GE terdapat antara sembilan sampai sebelas lapisan jabatan, sepuluh tahun sesudahnya dipangkas hingga tinggal empat atau lima lapis saja. Ia juga menerapkan strategi yang tidak umum pada masanya, yaitu menciutkan daftar gaji pegawai dan menerapkan kebijakan PHK sebagai program merombak struktur jabatan perusahaan. Langkahnya yang serba paradoks itu akhirnya banyak diterapkan perusahaan lainnya dalam waktu 20 tahun kemudian.
Sebagai komisaris sekaligus CEO General Electric yang sudah 20 tahun lebih memimpin perusahaan otomotif tersebut, Jack Welch senantiasa selalu menerapkan konsep dan strategi terpilin yang tepat dan sesuai dengan analisas perencanaan sebelumnya. Jika tindakannya dikatakann nyleneh, hal itu dilakukannya atas dasar pertimbangan dan asas manfaat yang matang dengan mempertahankan orang yang memang benar-benar dibutuhkan perusahaan dan tidak segan melepaskan orang yang menduduki jabatan penting di GE walaupun dia termasuk teman akrab. Tetapi anehnya, ia menjauhi penerapan kebijakan non-PHK bagi karyawan.
Strategi lain yang lebih mencengangkan dan diaplikasikan Jack Welch saat itu adalah mengikutsertakan pegawai dalam proses pengambilan keputusan perusahaan yang dapat dikatakan merupakan sebuah terobosan baru di dunia usaha. Jack Welch berkeyakin jika pegawai diikut sertakan dalam pengambilan keputusan kondisi perusahaan, pegawai akan dapat menghasilkan sebuah pekerjaan yang memuaskan daripada hanya melulu sekedar mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya.
Sehingga konsep manajemen didefinisikan ulang dan pegawai memiliki hak dan tanggungjawab untuk memecahkan masalah karena bos tidak lagi memonopoli keputusan. Di samping itu, dengan memberdayakan mereka, CEO legendaris tersebut berkeyakinan bahwa GE akan lebih berkembang, karena senantiasa melihat keluar untuk mencari ide yang dihasilkan dari karyawan yang merupakan bagian dari perusahaan.
Ada satu hal lagi yang selalu ditekankan dan menjadi sebuah kewajiban bagi Jack Welch di perusahaan yang dipimpinnya, yaitu pemberian penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Pemberikan sebuah reward khusus adalah unsur pembentuk utama perusahaan agar tetap kokoh. Jack Welch secara konsisten hanya mempromosikan orang-orang terbaik dan berkinerja paling efektif, serta yang menunjukkan loyalitas dan kerja keras tinggi. Sedangkan yang kinerjanya tidak efektif dan kurang memberikan kontribusi yang maksimal, pegawai tersebut harus siap-siap angkat koper dari perusahaan.
Dengan strategi yang profesional dan tanpa kompromi tersebut GE dibawanya menjadi sebuah perusahaan yang lebih ramping, tangguh, dan kompetitif. Jack Welch berhasil membawa perusahaan yang dipimpinnya meraih penjualan sekitar $100,4 miliar, serta dengan pendapatan $9,3 miliar. Di samping itu, nilai pasar perusahaan juga tumbuh lebih dari $300 miliar pada 1998. Sebuah penjualan yang fantastis dan mencengangkan di tengah berbagai hambatan dan kompleksitas masalah dunia usaha akhir-akhir ini.
Buku The GE Way Fieldbook karya Robert Slater ini menjelaskan mengungkap wawancara panjang dan lengkap dengan Jack Welch yang tidak pernah dipublikasikan sebelumnya. Penulis juga mengemas strategi-strategi inovatif, latihan-latihan diagnostik yang mudah digunakan, kuesioner-kuesioner yang detail, ke dalam buku terpraktis dan berorientasi aplikasi yang pernah dijalankan General Electric Company. Hanya di sini, pembaca akan dapat menemukan pidato internal yang tidak dipublikasikan oleh Jack Welch pada para pegawai GE. Di tangan Jack Welch, GE menjadi sebuah perusahaan paling sukses di akhir abad dua puluh dengan menerapkan strategi bisnis yang simpel dan tidak terlalu rumit.
Judul Buku : The GE Way Fieldbook (Strategi Jack Welch untuk Revolusi Perusahaan)
Penulis : Robert Slater
Edisi : April 2008
Tebal Buku : viii, 351 halaman
Penerbit : Hikmah (PT Mizan Publika)
Peresensi : Erik Purnama Putra
*Erik Purnama Putra
Mahasiswa Psikologi dan Jurnalis Koran Bestari Universitas Muhammadiyah Malang
0 comments:
Posting Komentar