Senin, 30 Juni 2008 (Jawa Pos)
Kita mengenal sosok Buddha sebagai tokoh yang damai, tenang, mulia, dan penuh kasih sayang. Kisah Buddha yang sudah ada sejak dua ribu tahun yang lalu merupakan cerita yang penuh dengan ketakjuban karena selalu dikaitkan dengan mukjizat dan dewa-dewa. Buddha yang hidupnya bersahaja tak ingin dirinya disebut sebagai tokoh yang dimuliakan, dan ia memandang dirinya sendiri sebagai ’manusia yang telah sadar’.
Dengan semua misterinya, ia merupakan satu-satunya manusia yang mendapatkan pencerahan, serta menghabiskan hidupnya yang panjang hanya untuk menyadarkan umat manusia tentang pentingnya memiliki sebuah ajaran hidup. Buddha lahir di tanah India tahun 563 SM dengan nama Sidharta. Ayahnya adalah Raja Suddhodana penguasa Kerajaan Sakya, sementara ibunya bernama Ratu Maya. Malang menimpa Ratu Maya, seminggu setelah melahirkan Sidharta, ibunya menemui ajal karena sudah tertulis dalam takdir Sang Pencipta.
Ayah Sidharta yang ingin agar ia menjadi penerus takhta mengundang jyotishi (astrolog istana) yang tugasnya memberikan ramalan mengenai masa depan seluruh keluarga kerajaan. Kali ini tugas astrolog istana itu menerawang masa depan Sidharta. Dalam nujumnya, jyotishi itu mengatakan bahwa Sidharta nanti tidak akan meneruskan takhta dan menjadi penguasa Sakya, melainkan akan menjadi sosok penguasa besar, yang dikagumi banyak orang dan mampu menguasai keempat penjuru bumi berkat kemampuannya. Di samping itu, jyothisi juga meramal bahwa nanti Sidharta akan mati di depan Suddhodana, yang membuat raja kaget bukan kepalang.
Seiring berjalannya waktu ramalan jyothisi itu benar adanya. Sidharta merasa gelisah dengan kehidupan yang dijalaninya selama ini. Sidharta yang saat itu sudah menjadi pangeran muda tidak ingin menjadi pewaris takhta kerajaan. Karena itu sama saja ia telah mengkhianati dirinya sendiri. Maka sejak saat itulah dia mulai menjalani pengembaraan diri dengan meninggalkan anak istri guna mencari darma dan pencerahan batin.
Novel Buddha berkisah tentang perjalanan Pangeran Sidharta yang diidentikkan sebagai tokoh yang damai dan tenang, namun memiliki kisah hidup yang penuh dengan cerita cinta, seks, pembunuhan, kehilangan, perjuangan, dan penyerahan diri. Dari dunia material yang penuh hasrat keinginan hingga puncak spritual tertinggi, novel ini memberikan inspirasi dan menuntun kita untuk mengenal lebih dekat tentang sosok Buddha. Setelah membaca novel ini, kita disuguhi sebuah gambaran Buddha adalah tetap seorang manusia biasa.
Judul Buku : Buddha
Penulis : Deepak Chopra
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : April 2008
Tebal Buku : 400 halaman
Peresensi : Erik Purnama Putra (erikeyikumm@***.co.id)
0 comments:
Posting Komentar