Selasa, 07 April 2009

Jejak Masa Kecil Obama di Indonesia


Minggu, 15 Juni 2008 (Surabaya Post)

Siapa yang tak kenal dengan Barack Obama. Nama yang satu ini sangat cepat populer dan menjadi perhatian dunia. Sepak terjang Obama dalam panggung politik membuat namanya semakin berkibar. Obama yang sekarang menjadi calon presiden Amerika Serikat (AS) melalui Partai Demokrat adalah tokoh yang dulu menghabiskan masa kecilnya di Indonesia. Barry -panggilan kecil Barack Obama—sekarang berjuang merebut simpati masyarakat AS karena dia mencalonkan diri sebagai calon presiden AS pada pemilu 2008.

Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Barack Obama sudah populer di wilayah Illinois. Maklum karena dia menjabat sebagai senator AS di negara bagian Illinois tersebut. Obama adalah orang pertama keturunan Afrika yang memenangkan pemilihan menjadi Senat AS dari Partai Demokrat di Negara Bagian Illionis. Semasa menjadi Senator di negara bagian Illinois, Obama sudah mampu mencuri perhatian khalayak ramai.

Dia sempat membuat geger masyarakat AS dan dunia karena memberikan pidato yang isinya menyangkut tentang klaim atas negara AS. Isi pidatonya yang berbunyi: “Tidak ada Amerika hitam, Amerika putih, Amerika latin, dan Amerika Asia. Kita adalah satu, dan kita semua setia di bawah bendera Amerika untuk mempertahankan AS,” ujarnya saat itu, membuat namanya melambung di kancah panggung politik AS.

Barack Obama lahir dari orang tua yang berbeda warna kulitnya. Ibunya, Stanley Ann Dunham adalah orang Kansas, AS, berkulit putih. Sedangkan ayahnya, Barack Husein Obama, adalah pria yang berasal dari Kenya, berkulit hitam. Barack Obama lahir di tanah AS ketika orangtuanya sedang menempuh studi di East-West Center, di Universitas Hawaii di Manoa.

Pada masa kecilnya dulu, Obama pernah tinggal selama 3 tahun di Menteng Dalam dan 2 tahun di kawasan Dempo, Matraman, Jakarta. Barry dulu tinggal di kawasan Menteng Dalam, Jakarta Selatan antara tahun 1968-1972. Selama itu, Barry tinggal di sebuah rumah yang cukup bagus yang beralamat di Jl. H. Ramli Tengah No. 16 Rt/Rw 11/15. Selama tinggal di Jakarta banyak sekali kisah menarik yang bisa digali dari seorang yang bernama Obama.

Barry dulu memiliki badan yang gemuk dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan teman sekelasnya. Ditambah rambutnya yang ikal, Barry memiliki ciri fisik yang berbeda dengan temannya. Di sekolah, Barry memiliki banyak teman karena orangnya supel, meskipun tak begitu fasih berbahasa Indonesia. Dia juga dijuluki si mata lentik oleh temannya.

Di mata gurunya, Barry adalah anak yang cerdas dan cepat dalam penguasaan materi pelajaran sekolah meskipun pada awal kedatangnnya di sekolah prestasinya sempat jeblok. Itu merupakan hal yang wajar tentunya, karena Barry masih dalam proses adaptasi. Barack Obama kecil juga murid yang sopan, pintar, penurut, tak pernah bertengkar dengan teman lainnya, dan sangat aktif dalam pelajaran. Karena itu, dia sangat menonjol dibanding murid lainnya.

Sebagai pendatang baru di Jakarta, Barry tak luput dari kejahilan anak nakal dari kompleks perumahannya. Dia sering dikerjai oleh kelompok anak nakal di kompleks perumahannya. Untuk membela diri, Barry mempunyai cara yang unik guna melawan kejahilan anak nakal tersebut, yaitu dengan mengeluarkan piaran buaya untuk menakuti anak nakal yang mengganggunya tersebut. Barry memang memiliki peliharaan Buaya yang menjadi kesayangannya. Hobinya itu ternyata bermanfaat juga, karena kehadiran buaya tersebut membuatnya aman dari kerjaan anak-anak nakal di kompleks. Buaya piarannya itulah yang dijadikannya sebagai alat pamungkas untuk mengusir anak jahil yang mengganggunya.

Menurut Junino Jahja- sahabat dekat Obama saat Sekolah Dasar Fransiscus Asisi —Barry sangat menyenangi kegiatan Pramuka, apalagi yang berkaitan dengan proses tali menali dan menyanyi. Barry juga selalu didaulat untuk menjadi pemimpin baris-berbaris dalam kelompok Pramuka yang diikutinya. Dia orang yang sangat disiplin dalam segala kegiatan yang diikutinya. Hal itu terjadi karena pengaruh didikan dan gaya hidup yang diajarkan orang tuanya kepadanya. Yang tak banyak diketahui orang, Barry ternyata seorang kidal dan itu bisa diketahui saat dia sedang menulis ataupun saat makan, karena selalu menggunakan tangan kirinya.

Dalam buku ini diungkap jejak-jejak Barack Obama selama tinggal di Jakarta, mulai dari penelusuran untuk menemukan rumah bekas yang ditinggali Barrack Obama melalui cerita dari berbagai temannya, sampai kontroversi Barack Obama yang dituding pernah bersekolah di madrasah oleh rival politiknya. Isu sekolah di madrasah tentu saja secara politik sangat sensitif di AS dan tuduhan itulah yang membuat lawan politiknya menjadikannya sebagai senjata untuk menyerangnya dalam kampanye calon presiden. Padahal lewat penelusuran yang dilakukan berbagai pihak, Obama tak sekali pun pernah menempuh pendidikan di madrasah. Karena kata madrasah bagi orang AS dikonotasikan sebagai sekolah yang mengajarkan kekerasan dan ajaran yang bersifat radikal, hingga sarangnya teroris menimba ilmu.

Saat ini dibentuk Obama Fans Club yang didirikan teman-teman semasa kecilnya di SD Fransiscus Asisi. Kelompok ini memberikan dukungan kepada Obama agar bisa memenangi kompetisi pemilihan Presiden AS. Meskipun Obama tak tahu secara langsung, beberapa teman kecilnya beserta gurunya ternyata sangat bangga dengan Obama karena sekarang sudah menjadi tokoh besar.

Judul Buku : Menelusuri Jejak Barack Obama di Jakarta
Penulis : Arifin Asydhad dan Nurul Hidayati
Penerbit : Mediakita
Tahun Terbit : Cetakan pertama, 2008
Tebal Buku : 120 halaman
Peresensi : Erik Purnama Putra, Mahasiswa Psikologi dan Aktivis Pers Bestari dan UMM

0 comments: