Selasa, 07 April 2009

Perilaku Kerja Penentu Keselamatan Kerja


No.243/Th.XXI/Oktober/2008 (Koran Kampus Bestari)

Manusia sekarang hidup di zaman yang serba canggih, di mana kemajuan teknologi sangat membantu aktivitas manusia dalam bekerja. Sayangnya, pesatnya perkembangan teknologi juga menimbulkan dampak buruk, yaitu masalah meningkatnya jumlah angka kecelakaan kerja.

Hal itu terjadi karena kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan tingkat kesadaran pekerja dalam menjalankan tugasnya. Sehingga resiko potensi terciptanya kecelakaan kerja bertambah besar dan juga terjadinya kecelakaan kerja meningkat drastis, yang disebabkan banyaknya pekerja yang tidak hati-hati dalam melaksanakan kewajibannya.

Psikologi Keselamatan Kerja hadir untuk memberikan pemahaman bagi mahasiswa maupun praktisi yang ingin lebih paham dengan dunia kerja yang ditinjau dari aspek psikologis, khususnya kajian keselamatan kerja. Tulus Winarsunu mencoba memberikan gambaran bahwa kecelakaan kerja adalah sesuatu yang bukan terjadi secara misteri, melainkan dapat dipelajari secara ilmiah. Dan kecelakaan bukan lagi disebabkan faktor nasib sial yang tidak dapat dihindari, melainkan lebih mengarah kepada kurangnya kesadaran manusia untuk mengelola pencegahan agar tidak timbul kecelakaan di tempat kerja.

Dimata penulis yang Dekan Psikologi ini, secara naluriah manusia terus berusaha menghindari kecelakaan ketika bekerja. Hal itu sebagai perwujudan sifat kodrat manusia yang memang menjauhi hal-hal yang tidak diinginkannya atau bisa membuatnya celaka. Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang menginginkan dirinya menjadi korban kecelakaan yang bisa melukai dan mengancam jiwanya.

Pasalnya, jika seseorang sudah celaka, hal itu membutuhkan sebuah perawatan yang memerlukan biaya yang sangat besar untuk memulihkannya. Prinsip seperti itu berlaku untuk semuanya, kecuali orang yang terganggu jiwanya.

Memang ada juga kecelakaan yang terjadi di luar jangkauan manusia atau biasa disebut beyond error. Namun, setidaknya kondisi itu bisa dihindari jika individu mampu menempatkan dirinya pada posisi yang tepat. Karena pada dasarnya manusia memiliki sense yang kuat terhadap kondisi lingkungan di mana ia berada, sehingga dengan belajar mengenali tanda yang ada setidaknya dapat meminimalisir kejadian buruk yang bakal menimpanya.

Perilaku individu dalam bekerja juga menciptakan munculnya risiko yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Bentuk sikap yang bisa memunculkan terjadinya kecelakaan kerja, antara lain, yaitu kesembronoan (recklessness), tidak bertanggungjawab, dan tidak memiliki sikap kerja yang sesuai norma atau aturan perusahaan.

Munculnya sikap seperti itulah yang menjadi manifestasi dan merupakan simptom mendasar bagi terciptanya personal maladjustment. Sehingga individu bakal merasa kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerja, yang membuatnya menjadi tidak seperti dirinya dan performance kerja yang dimunculkan tidak lagi sesuai dengan kemampuan sebenarnya.

Misalnya, akibat tertekan dengan tugas kerja yang harus diselesaikan sebelum deadline, sementara individu yang bersangkutan tidak memiliki kapasitas mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hingga berakibat timbul perasaan tidak puas dengan apa yang dilakukannya, yang membuat munculnya pelanggaran dan menempuh jalan pintas sebagai upaya menutupi kekurangannya yang berpotensi menimbulkan semakin besarnya kecelakaan kerja terjadi di perusahaan.

Karena itu, semuanya kembali kepada faktor manusia itu sendiri, sebab beberapa penelitian menyebutkan bahwa terjadinya kecelakaan kerja adalah akibat kesalahan yang dibuat manusia itu sendiri.

Disadari atau tidak semua orang modern berkeyakinan bahwa keselamatan adalah hal yang sangat penting dan mendesak untuk diupayakan. Keyakinan seperti itu sebenarnya sejalan dengan nilai-nilai humanitarianism yang menjadi pedoman masyarakat, yang menempatkan kehidupan dan kesejahteraan manusia pada tataran kemuliaan. Sehingga sangat penting bagi setiap perusahaan untuk mengupayakan agar seluruh pekerjanya bisa terhindar dari risiko kecelakaan kerja atau zero accident.

Pemahaman mengenai keselamatan kerja harus dimulai dari pemahaman mengenai psikologi keselamatan kerja. Mengapa manusia berperilaku secara tertentu yang mengakibatkannya mengalami kecelakaan kerja, teori psikologi mana yang bisa dipakai untuk mempelajari kecelakaan kerja, serta bagaimana seluk beluk human error dalam keseluruhan kejadian kecelakaan kerja, dan apakah sikap manusia berperan dalam peningkatan keselamatan kerja?. Semua pertanyaan itu dijelaskan secara detail dalam buku ini.

Judul Buku : Psikologi Keselamatan Kerja
Penulis : Tulus Winarsunu
Edisi : Juni 2008
Tebal Buku : x, 186 halaman
Penerbit : UMM Press
Peresensi : Erik Purnama Putra (Mahasiswa Psikologi UMM)

0 comments: